Aku… Aku
adalah Ariesta Fitriana, teman-teman biasa memanggilku Riesta, tapi keluargaku
lebih suka memanggilku Fitri. Aku suka nama itu, bagiku, Ariesta Fitriana adalah nama indah yang
dihadiahkan mama papa kepadaku. Aku lahir di Jakarta 10 April 1992, di salah
satu Rumah sakit swasta di Jakarta. Waktu itu Ariesta Fitriana bayi tinggal di
sebuah rumah kontrakan kecil di bilangan slipi Jakarta barat. Orang tuaku
bukanlah orang yang berada, mereka harus bekerja keras banting tulang untuk
menghidupiku dan memberikan semua yang terbaik untukku. Aku selalu meneteskan
air mata ketika mendengar cerita masa lalu, cerita dimana orang tuaku dihina,
dicaci dan dimaki oleh orang-orang yang menganggapnya rendah.
Sampai pada
akhirnya, perjuangan kedua orang tuaku membuahkan hasil. Kini Allah telah
menitipkan suatu keindahan bagi keluargaku. Aku dan keluargaku sangat menyukuri
hal itu. Terima kasih Tuhan… kau percayakan kepada kami untuk memegang amanat berhargamu, dan itu sangat berarti bagi kami.
semua orang berharap yang terbaik untuk
dirinya dan untuk orang-orang yang disayanginya, begitu juga dengan aku.
Kini usiaku hampir menginjak 20. Bagiku 20 tahun bukan waktu yang sebentar, dan ini harus aku syukuri dengan sebenar-benarnya syukur.
Terima kasih
Tuhan… kau izinkan aku untuk merasakan indahnya kehidupan, pahit manis berbaur
menjadi satu, dan keduanya laksana roda yang selalu berputar.
Kadang mata
ini menangis karena bahagia, kadang menangis karena kesedihan yang aku rasakan,
semua itu tetap aku syukuri, karena itu adalah pelangi hidupku.
*Sepertinya
baru
kemaren aku digendong mama, digendong papa, menangis karena omelan mama dan
papa, tapi semua itu sudah jauh aku lalui. Aku merindukan masa-masa itu, sangat
merindukan….
Entah apa yang harus aku lakukan kepada kedua orang
tua untuk membalas jasa-jasanya, untuk membayar setiap tetes keringat yang
telah diperasnya, untuk membayar setiap tetes air mata yang telah jatuh karena
tingkah polahku.
Mama… Papa…
Aku putrimu, kini telah tumbuh dewasa, menjadi wanita yang sudah bisa merasakan
indahnya dicintai dan mencintai, sudah bisa merasakan hinanya menyakiti dan
disakiti.
Mama… Papa…
tak ada kata yang mampu aku ucapkan untuk menunjukkkan betapa besar rasa cinta
dan terima kasihku kepadamu.
Terus
ingatkan aku, jika aku melakukan kesalahan, terus bimbing aku menjadi seperti
yang kalian inginkan.
*Indahnya
mencintai dan dicintaipun pernah aku rasakan, dan itu tidak hanya sekali..
Mulai dari Mr. S, Mr. J, Mr. A, Mr, M, Mr, U sampai akhirnya Mr. Z. Semuanya
indah, semuanya berkesan, semuanya menyenangkan dan semuanya menyakitkan.
(Bingung deh ahh)He..
Yah… Itulah
yang aku rasakan.
Sampai
akhirnya perasaanku mentok kepada sosok Mr. Z. Entah apa yang membuat aku
begitu menggilainya.
Sedikit
cerita, aku mulai jatuh cinta kepadanya sejak pertama melihat sosoknya di
bangku kelas 1 junior hight school, “kelas 1G”, begitu kami menyebutnya. Ada
yang berbeda ketika pertama kali aku melihat sosok Mr. Z. Matanya yang sipit,
bibirnya yang manis dan hidungnya yang unyu-unyu membuat aku jatuh hati
padanya. Hingga akhirnya aku bosan dengan perasaan ini, kenapa? Karena ia tak
jua meresponku. Aku memalingkan hatiku darinya, dan menambatkan hatiku pada
sosok Mr. S (Mr. S ga begitu berkesan sih, jadi aku males untuk membahasnya)Wkwkwkw
Tapi
percayakah kamu, hingga kini rasa cintaku kepada Mr. Z masih bersemayam dalam
hati. Entah apa yang membuatnya begitu spesial dihatiku.
3 tahun kami
menjalin hubungan asmara, bahagia, duka, tawa dan canda telah kami lalui
bersama sampai akhirnya semua itu kandas di akhir 2010. Itu kerena
kecerobohanku, keegoisanku dan keangkuhanku. Aku menyadari itu. Padahal dia
sudah begitu sabar kepadaku.
Rasa
menyesal sering kali menghampiriku, dan saat ini penyesalan itu ibarat air
putih, yang setiap saat harus aku minum.
Ingin
rasanya tidak lagi mengingatnya, tapi jujur…. Hati kecil ini meronta. Aku masih
sangat menyayanginya, masih sangat mencintainya namun aku rasa sudah tidak ada
lagi cinta dihatinya untukku. Mungkin sekarang dia sudah memiliki wanita lain
dihatinya, dan itu bukan AKU.
Hua… Hua..
Hua… Lagi lagi curhat ngalor ngidul tentang dia. Sudahlah… kita tutup saja
lembaran ini, toh jika Tuhan sudah menakdirkan aku dan dia berjodoh, suatu saat
nanti pasti kami akan dipersatukan kembali dan semua akan indah pada waktunya.
Aku yakin itu…( Amin, mudah-mudahan berjodoh) hati kecilku yang lebay berkata.
He…
*Ini tentang
adik laki-lakiku…
“Ikhsan”
Begitu orang-orang biasa memanggilnya. Dimataku Ikhsan adalah ksatria yang
selalu melindungiku, dia SESUATU di dalam hidupku. Dia lahir pada tanggal 11
Agustus 1998. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 2 SD, aku bahagia saat
kelahirannya, aku begitu bangga kepadanya dan menceritakannya kepada
teman-teman sekolahku. Kini ia mulai tumbuh menjadi Remaja, remaja dengan segala
kelabilan sifat dan sikapnya. Dan aku harus lebih pandai menjaga sikapku karena
yang aku mau adalah memberikan contoh yang baik kepadaNya.
Aku berharap
kelak ia akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari pada aku. Aku ingin dia
menghormati kedua orang tua, menyayangi kedua orang tua seperti orang tua kami
menyanyangi kami.
Ikhsanku
sayang… Mba Fitri sangat mencintai kamu sayang, gunakan waktumu sebaik mungkin,
kejar cita-citamu. Hormati wanita seperti kamu menghormati mama sayang. Jadilah
laki-laki yang baik, laki-laki yang memuliakan wanita bukan yang menjatuhkan harga
dirinya.
Adikku
sayang…Kalaulah tidak karena wanita, tidak ada keindahan di dunia ini. Dunia
menjadi menarik dan cantik, karena ada tangan-tangan wanita yang menyentuhnya.
Yang kasar dibuatnya menjadi halus, yang berantakan dibuatnya menjadi teratur,
yang kaku dibuatnya menjadi lentur, yang binal dibuatnya menjadi jinak dan yang
kotor dibuatnya menjadi bersih.
Karena itu
sayang… Sebelum kamu mendalami keinginan wanita, terlebih dahulu dalami hati
dan perasaannya. (Ini nasihat untuk adik saya plus curahan hati yang
terpendam)Bahahaha… !!!
Oke see you guys, Sampai jumpa di Tentang Ariesta yang selanjutnya. Dadaaahhh....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar