Terkadang aku ingin
menghapus namamu dan mengubur sejuta cerita kita, hitam putih, susah senang,
pahit manis, tawa tangis, kenyang lapar, ... namun mengapa bayangmu selalu
hadir dan menghantuiku disaat aku ingin berjuang untuk melupakanmu.
Takkan pernah
kulupakan ucapanmu itu sampai kapanpun di sepanjang sisa umurku ini. Ucapan
yang benar-benar menusuk kalbuku, yang merasuk ke urat nadiku, yang tak pernah
kudapati dari teman-temanku sebelumnya. Sumpah! Kurasakan sekali bagaimana
caramu meludahi perasaanku.
Ya, memang ada yang
sempat singgah di sudut benakku yaitu segumpal angan dan harapan yang terlindas
luka. Kemunafikan yang nyata dalam kebekuan. Kini semuanya telah berakhir,
malam telah terkubur dengan pekatnya dendangkan suara-suara sumbang yang
menidurkan kekecewaanku.
Meski aku sadar
bahwa kesabaran itu adalah rasa
yang tak berbatas, tapi aku bukanlah malaikat. Aku hanya manusia biasa jadi
amatlah manusiawi bila ternyata akhirnya aku menyerah juga. Di balik kepahitan
tausiyah ini, jujur aku merasakan keindahan ukhuwah yang luar biasa dan
tarbiyah untuk memaafkan.
Sampai jumpa sayangku... semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.
(dedicated to someone who let me down)