Sabtu, 31 Desember 2011

Kesal Jiwaku


Terkadang aku ingin menghapus namamu dan mengubur sejuta cerita kita, hitam putih, susah senang, pahit manis, tawa tangis, kenyang lapar, ... namun mengapa bayangmu selalu hadir dan menghantuiku disaat aku ingin berjuang untuk melupakanmu.
Takkan pernah kulupakan ucapanmu itu sampai kapanpun di sepanjang sisa umurku ini. Ucapan yang benar-benar menusuk kalbuku, yang merasuk ke urat nadiku, yang tak pernah kudapati dari teman-temanku sebelumnya. Sumpah! Kurasakan sekali bagaimana caramu meludahi perasaanku.
Ya, memang ada yang sempat singgah di sudut benakku yaitu segumpal angan dan harapan yang terlindas luka. Kemunafikan yang nyata dalam kebekuan. Kini semuanya telah berakhir, malam telah terkubur dengan pekatnya dendangkan suara-suara sumbang yang menidurkan kekecewaanku.
Meski aku sadar bahwa kesabaran itu adalah rasa yang tak berbatas, tapi aku bukanlah malaikat. Aku hanya manusia biasa jadi amatlah manusiawi bila ternyata akhirnya aku menyerah juga. Di balik kepahitan tausiyah ini, jujur aku merasakan keindahan ukhuwah yang luar biasa dan tarbiyah untuk memaafkan.
Sampai jumpa sayangku... semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.
(dedicated to someone who let me down)                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar