Sabtu, 21 Januari 2012

CATATAN KECIL TENTANG SI DIA

Aku mengenalnya sejak duduk di kelas 1 SMP
Aku menyukainya sejak pertama kali melihatnya
Sebelum aku mengenalnya, aku sudah lebih dulu menyukainya.
Aku mencintainya sejak………… entahlah, aku sudah lupa kapan pertama kali aku jatuh cinta padanya, namun sedikitpun aku tak pernah lupa bahwa dia adalah sosok berharga dalam 9 tahun terakhir perjalanan hidupku ini.

Orang-orang mengira bahwa kami berpacaran, padahal sebenarnya hubungan kami masih sebatas teman dan tidak lebih. Itu karena kami tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan kami masing-masing. Hingga akhirnya aku terjebak pada cinta pria lain.


Aku resmi menjadi wanitanya pada 21 Oktober 2007, 3 tahun kami berpacaran, hingga akhirnya hubungan kami kandas di akhir 2010.

Dia satu-satunya pria yang paling lama mendekam dihatiku, sebelumnya aku tidak pernah mencintai seseorang hingga sedalam ini.
Dia adalah (………………..)sosok pria  berparas teduh dengan matanya yang sipit dan senyuman penuh dengan kharismatik.

Dialah satu-satunya orang yang mampu mempelangikan hatiku, membajakan hatiku, menceriakan hatiku dan bahkan dia satu-satunya orang yang mampu meluluh lantahkan hatiku.

Kini dia berada di Bandung, dengan profesinya sebagai Angkatan Udara.
Aku tidak begitu mengerti tentang dunianya, bagiku itu tidaklah begitu penting, karena aku mencintainya jauh sebelum dia masuk kedunia militer.
Aku mencintai sosok Mister Z, bukan mencintai profesi dan tetek mbengeknya.

Entahlah, karena alasan apa tiba-tiba dia seperti menjauhiku setelah lebaran kemarin. Sebelumnya hubungan kami masih baik-baik saja walaupun status kami sudah tidak lagi berpacaran. Bahkan liburan lebaran kemarin , dia masih sering mengirimiku pesan singkat, masih sering datang kerumahku dan waktu itu sesekali kami jalan berdua.
Namun setelah liburannya usai dan diapun kembali kebandung, kami tidak bisa berkomunikasi selama kurang lebih 2,5 bulan. Tiba-tiba dia berubah, dia seperti menjauhiku. Entah apa salahku…

Beberapa hari sebelumnya aku memang sudah merasakan sesuatu.
Aku merasakan adanya firasat yang kurang baik, 3 kali aku bermimpi tentangnya, tapi… ini bukanlah mimpi yang harus aku Amin’kan, melainkan mimpi yang mengharuskanku mengucap “Astaghfirullahal’adzim”.

Benar saja, tanggal 12 November, tanggal yang sangat aku nantikan akhirnya tiba, aku menunggu kabar darinya, aku selalu menggenggam blackberryku, jantungku selalu berdetak lebih kencang saat blackberryku berdering. Ah, tapi ternyata itu bukan dia.

Memang waktu itu aku mengganti nomor lamaku dengan nomor yang baru, aku menggantinya ketika kami tidak bisa berkomunikasi. Sebenarnya berat untuk mengganti nomor lama dengan nomor yang baru, karena bagiku nomor lama itu sangat berkesan dan menyimpan sejuta kenangan manis bersamanya. Akan tetapi aku harus menggantinya dengan segera untuk menghindari teror dari pria yang pernah menjadi selingkuhanku ketika aku masih berpacaran dengannya. (Dia tahu tentang pria selingkuhanku itu)
Namun setidaknya dia bisa menghubungi ibuku dan menanyakan nomor baruku, tapi ternyata hal itu tidak dilakukannya.

Jujur aku sedikit kecewa ketika ia berpamitan denganku selepas shalat maghrib, ia kerumahku dengan sangat tergesa-gesa, aku memberikan satu toples berbentuk love yang berisi kacang mede, karena dia suka itu dan aku juga sudah menyiapkan sebuah kaus berwarna coklat terang untuknya, namun ia menolak kaus itu dengan alasan “nanti tidak terpakai, karena baju yang dibawa adalah baju yang sudah ditentukan oleh komandannya”. Oke aku memaklumi itu..
Padahal di dalam lipatan kaus itu sudah aku siapkan selembar kertas putih yang berisi tentang pesan-pesanku dan ungkapan perasaanku untuknya. Hingga kini kertas itu masih tersimpan rapi di dalam dompetku.
Begini tulisannya 

Mister…
Aku ga bisa ngasih apa-apa.
Cuma bisa ngasih yang alakadarnya seperti ini, tapi mudah-mudahan bermanfaat buat kamu.
Ga tau deh, kamu bakalan suka atau engga, kegedean atau bahkan kurang gede. He… He…
Oya mister, hati-hati dijalan yah, jaga diri baik-baik.
Selalu ingat Allah itu yang terpenting.
Really… aku pasti bakal kangen banget sama kamu.
Makasih, karena kamu liburan aku jadi berkesan dan ga hambar. Memang ini yang aku tunggu-tunggu, bisa liat kamu dan tertawa riang sama kamu.
*Sampai detik ini aku masih sayang, masih cinta sama kamu.
Tapi… aku ga mau egois, ga mau mentingin diri aku sendiri.
Klo memang udah ga ada lagi cinta dihati kamu untuk aku, kita berteman saja itu sudah lebih dari cukup.
Lha wong kata anak alay “cinta itu ga harus memiliki.
Entah sekarang udah ada cewe lain/belum dihati kamu.
I don’t know…
Klo memang sudah ada atau suatu saat nanti ada, mudah-mudahan jauh lebih baik dari pada aku.
Ok mister… the last thank.
Love you for everything”

Itulah isi surat yang aku selipkan di dalam kaus coklat terang itu. Aku akan menyimpannya dan terus menyimpannya entah sampai kapan.
Lebaran tahun 2010 lalu aku mengirimkan 1 toples kacang mede melalui salah seorang sepupunya, karena ia masih harus menjalani pendidikan militernya di lanud Adi Soemarmo dan tidak mendapatkan izin berlibur di hari raya, saat itu aku masih kekasihnya, tapi… aku tak mungkin menemuinya, karena aku bukanlah keluarganya. Hanya keluarga resminya saja yang diizinkan menjenguknya. Tidak mungkin aku ikut serta dengan keluarganya karena dimata mereka, aku bukanlah siapa-siapa. Sebelumnya ia tak pernah sekalipun mengenalkanku kepada keluarga besarnya, jangankan kepada keluarga besarnya, kepada orang tuanya saja aku tak pernah diperkenalkan.

Oke, back to the first story..
Perubahan sikapnya itu tentu membawa efek yang tidak baik untuk hari-hariku.
Aku menangis, aku lunglai dan aku benar-benar kehilangan semangatku. Padahal waktu itu aku sedang menjalani UTSku di semester 3.
Jujur…. Aku kehilangan konsentrasi, pikiranku hanya tertuju padanya, hatiku bertanya-tanya “Mengapa dia begitu?, apa salahku?”

Hingga pada akhirnya, di tanggal 12 Desember dia mengatakan bahwa sudah ada wanita lain dihatinya.
Astaghfirullah, aku tersungkur ke lantai, badanku lemas bercampur gemetar, aku seperti terhempas, hatiku hancur, air mataku menetes deras dan seketika itu hatiku seperti berhenti berdetak.
Padahal jauh sebelum dia mengatakan itu, aku sudah lebih dulu menyiapakan mentalku, namun hingga akhirnya dia benar-benar mengungkapkan berita baik baginya tapi buruk bagiku, aku belumlah sepenuhnya mampu untuk menerimanya.

Hari-hari setelah dia mengatakan hal itu, aku seperti orang yang tidak waras, penampilanku menjadi awut-awutan, mataku selalu sembab karena menangis dan aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap apapun.

Aku gelisah dan tidurku menjadi tak berkualitas. Seringkali mataku terpejam tapi pikiranku terus dan terus tertuju padanya.
Sempat 3 malam tidurku benar-benar kacau, aku selalu terbangun dan seperti orang yang sedang sakit keras. Aku menangis di gelap malam, aku menjambak rambutku dan menyiram mukaku dengan sebotol air putih yang selalu aku siapkan dikamarku ketika malam. Aku melakukan itu karena aku terlalu muak dengan perasaanku, seperti ingin tak lagi mengingat dirinya karena itu terlalu menyakitkan bagiku.

Aku tak pernah berada di rumah, aku selalu menghabiskan waktuku bersama teman-teman baikku diluar rumah. Sepulang kuliah aku langsung mendatangi temanku satu per satu dan hingga malam aku baru kembali lagi kerumah. Tapi tenanglah sekalipun tidak pernah aku melakukan hal-hal negatif diluar sana.
Orang tuaku pun tahu kemana aku pergi dan dengan siapa aku pergi, mereka berusaha memaklumiku. Terlebih ibuku…

Sampai pada waktu itu, ibuku memanggilku dan mengajakku duduk berdua untuk membicarakan sesuatu yang sepertinya sagat penting. Benarlah…
Ibu menatapaku tajam, senyumnya yang lembut membuat hatiku selalu dingin ketika berada didekatnya.
Dengan lembut ibu bertanya tentang apa yang terjadi padaku, belumlah sempat aku menjawab, air mataku sudah lebih dulu menetes deras. Aku memandang wajah ibuku lekat dan aku tersungkur dipangkuannya. Aku ceritakan dengan jujur tentang apa yang terjadi padaku selama ini, ibu menangis, ibu memelukku erat dan mencium keningku.

Ibuku menguatkanku, ibu menasihatiku agar aku tetap kuat dan tegar.
"Sayang, tetaplah kuat dan tegar. Tunjukkan bahwa kamu wanita yang tidak lemah, wanita yang masih mampu berdiri tegak walau badai menghantammu keras"

Atas dasar itulah aku bangkit dan menata kembali hidupku yang sempat kacau untuk beberapa saat. Aku membuka mataku lebar-lebar dan mulai melihat  dunia dari sisi yang berbeda, Dari situ aku menemukan sebuah pelajaran berharga, sebuah pelajaran yang aku ibaratkan seperti suplemen yang dapat menguatkanku.

Masa-masa itu benar-benar memilukan, tapi Alhamdulillah ya Allah, kau masih membimbingku dalam kekalutan. Aku memohon kepadaNya, berserah diri dalam sujud malamku. Do’aku agar badai ini segera berlalu. perlahan Allah mulai menuntunku untuk bangkit.

Terima kasih ya Allah, kau berikan cobaan ini padaku. Mungkin inilah caramu menegurku, caramu menguatkanku dan caramu mendidikku agar aku tak lagi mempermainkan dan menyakiti hati laki-laki.

Terima kasih ya Allah, kau kirimkan ksatria seperti mistrer Z sebagai penguat hatiku. Sampaikan salam rinduku untuknya ya Allah. Katakan padanya bahwa aku masih sangat mencintainya walau aku tahu cintanya sudah bukan lagi untukku.

Indahkan semua do’a-do’aku pada waktunya ya Allah. Amin ya Rabbal’alamin…
Love u darl. I’ll always love  you. Love you more than words I can say.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar