Sabtu, 21 Januari 2012

CATATAN KECIL TENTANG SI DIA

Aku mengenalnya sejak duduk di kelas 1 SMP
Aku menyukainya sejak pertama kali melihatnya
Sebelum aku mengenalnya, aku sudah lebih dulu menyukainya.
Aku mencintainya sejak………… entahlah, aku sudah lupa kapan pertama kali aku jatuh cinta padanya, namun sedikitpun aku tak pernah lupa bahwa dia adalah sosok berharga dalam 9 tahun terakhir perjalanan hidupku ini.

Orang-orang mengira bahwa kami berpacaran, padahal sebenarnya hubungan kami masih sebatas teman dan tidak lebih. Itu karena kami tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaan kami masing-masing. Hingga akhirnya aku terjebak pada cinta pria lain.


Aku resmi menjadi wanitanya pada 21 Oktober 2007, 3 tahun kami berpacaran, hingga akhirnya hubungan kami kandas di akhir 2010.

Dia satu-satunya pria yang paling lama mendekam dihatiku, sebelumnya aku tidak pernah mencintai seseorang hingga sedalam ini.
Dia adalah (………………..)sosok pria  berparas teduh dengan matanya yang sipit dan senyuman penuh dengan kharismatik.

Dialah satu-satunya orang yang mampu mempelangikan hatiku, membajakan hatiku, menceriakan hatiku dan bahkan dia satu-satunya orang yang mampu meluluh lantahkan hatiku.

Kini dia berada di Bandung, dengan profesinya sebagai Angkatan Udara.
Aku tidak begitu mengerti tentang dunianya, bagiku itu tidaklah begitu penting, karena aku mencintainya jauh sebelum dia masuk kedunia militer.
Aku mencintai sosok Mister Z, bukan mencintai profesi dan tetek mbengeknya.

Entahlah, karena alasan apa tiba-tiba dia seperti menjauhiku setelah lebaran kemarin. Sebelumnya hubungan kami masih baik-baik saja walaupun status kami sudah tidak lagi berpacaran. Bahkan liburan lebaran kemarin , dia masih sering mengirimiku pesan singkat, masih sering datang kerumahku dan waktu itu sesekali kami jalan berdua.
Namun setelah liburannya usai dan diapun kembali kebandung, kami tidak bisa berkomunikasi selama kurang lebih 2,5 bulan. Tiba-tiba dia berubah, dia seperti menjauhiku. Entah apa salahku…

Beberapa hari sebelumnya aku memang sudah merasakan sesuatu.
Aku merasakan adanya firasat yang kurang baik, 3 kali aku bermimpi tentangnya, tapi… ini bukanlah mimpi yang harus aku Amin’kan, melainkan mimpi yang mengharuskanku mengucap “Astaghfirullahal’adzim”.

Benar saja, tanggal 12 November, tanggal yang sangat aku nantikan akhirnya tiba, aku menunggu kabar darinya, aku selalu menggenggam blackberryku, jantungku selalu berdetak lebih kencang saat blackberryku berdering. Ah, tapi ternyata itu bukan dia.

Memang waktu itu aku mengganti nomor lamaku dengan nomor yang baru, aku menggantinya ketika kami tidak bisa berkomunikasi. Sebenarnya berat untuk mengganti nomor lama dengan nomor yang baru, karena bagiku nomor lama itu sangat berkesan dan menyimpan sejuta kenangan manis bersamanya. Akan tetapi aku harus menggantinya dengan segera untuk menghindari teror dari pria yang pernah menjadi selingkuhanku ketika aku masih berpacaran dengannya. (Dia tahu tentang pria selingkuhanku itu)
Namun setidaknya dia bisa menghubungi ibuku dan menanyakan nomor baruku, tapi ternyata hal itu tidak dilakukannya.

Jujur aku sedikit kecewa ketika ia berpamitan denganku selepas shalat maghrib, ia kerumahku dengan sangat tergesa-gesa, aku memberikan satu toples berbentuk love yang berisi kacang mede, karena dia suka itu dan aku juga sudah menyiapkan sebuah kaus berwarna coklat terang untuknya, namun ia menolak kaus itu dengan alasan “nanti tidak terpakai, karena baju yang dibawa adalah baju yang sudah ditentukan oleh komandannya”. Oke aku memaklumi itu..
Padahal di dalam lipatan kaus itu sudah aku siapkan selembar kertas putih yang berisi tentang pesan-pesanku dan ungkapan perasaanku untuknya. Hingga kini kertas itu masih tersimpan rapi di dalam dompetku.
Begini tulisannya 

Mister…
Aku ga bisa ngasih apa-apa.
Cuma bisa ngasih yang alakadarnya seperti ini, tapi mudah-mudahan bermanfaat buat kamu.
Ga tau deh, kamu bakalan suka atau engga, kegedean atau bahkan kurang gede. He… He…
Oya mister, hati-hati dijalan yah, jaga diri baik-baik.
Selalu ingat Allah itu yang terpenting.
Really… aku pasti bakal kangen banget sama kamu.
Makasih, karena kamu liburan aku jadi berkesan dan ga hambar. Memang ini yang aku tunggu-tunggu, bisa liat kamu dan tertawa riang sama kamu.
*Sampai detik ini aku masih sayang, masih cinta sama kamu.
Tapi… aku ga mau egois, ga mau mentingin diri aku sendiri.
Klo memang udah ga ada lagi cinta dihati kamu untuk aku, kita berteman saja itu sudah lebih dari cukup.
Lha wong kata anak alay “cinta itu ga harus memiliki.
Entah sekarang udah ada cewe lain/belum dihati kamu.
I don’t know…
Klo memang sudah ada atau suatu saat nanti ada, mudah-mudahan jauh lebih baik dari pada aku.
Ok mister… the last thank.
Love you for everything”

Itulah isi surat yang aku selipkan di dalam kaus coklat terang itu. Aku akan menyimpannya dan terus menyimpannya entah sampai kapan.
Lebaran tahun 2010 lalu aku mengirimkan 1 toples kacang mede melalui salah seorang sepupunya, karena ia masih harus menjalani pendidikan militernya di lanud Adi Soemarmo dan tidak mendapatkan izin berlibur di hari raya, saat itu aku masih kekasihnya, tapi… aku tak mungkin menemuinya, karena aku bukanlah keluarganya. Hanya keluarga resminya saja yang diizinkan menjenguknya. Tidak mungkin aku ikut serta dengan keluarganya karena dimata mereka, aku bukanlah siapa-siapa. Sebelumnya ia tak pernah sekalipun mengenalkanku kepada keluarga besarnya, jangankan kepada keluarga besarnya, kepada orang tuanya saja aku tak pernah diperkenalkan.

Oke, back to the first story..
Perubahan sikapnya itu tentu membawa efek yang tidak baik untuk hari-hariku.
Aku menangis, aku lunglai dan aku benar-benar kehilangan semangatku. Padahal waktu itu aku sedang menjalani UTSku di semester 3.
Jujur…. Aku kehilangan konsentrasi, pikiranku hanya tertuju padanya, hatiku bertanya-tanya “Mengapa dia begitu?, apa salahku?”

Hingga pada akhirnya, di tanggal 12 Desember dia mengatakan bahwa sudah ada wanita lain dihatinya.
Astaghfirullah, aku tersungkur ke lantai, badanku lemas bercampur gemetar, aku seperti terhempas, hatiku hancur, air mataku menetes deras dan seketika itu hatiku seperti berhenti berdetak.
Padahal jauh sebelum dia mengatakan itu, aku sudah lebih dulu menyiapakan mentalku, namun hingga akhirnya dia benar-benar mengungkapkan berita baik baginya tapi buruk bagiku, aku belumlah sepenuhnya mampu untuk menerimanya.

Hari-hari setelah dia mengatakan hal itu, aku seperti orang yang tidak waras, penampilanku menjadi awut-awutan, mataku selalu sembab karena menangis dan aku sama sekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap apapun.

Aku gelisah dan tidurku menjadi tak berkualitas. Seringkali mataku terpejam tapi pikiranku terus dan terus tertuju padanya.
Sempat 3 malam tidurku benar-benar kacau, aku selalu terbangun dan seperti orang yang sedang sakit keras. Aku menangis di gelap malam, aku menjambak rambutku dan menyiram mukaku dengan sebotol air putih yang selalu aku siapkan dikamarku ketika malam. Aku melakukan itu karena aku terlalu muak dengan perasaanku, seperti ingin tak lagi mengingat dirinya karena itu terlalu menyakitkan bagiku.

Aku tak pernah berada di rumah, aku selalu menghabiskan waktuku bersama teman-teman baikku diluar rumah. Sepulang kuliah aku langsung mendatangi temanku satu per satu dan hingga malam aku baru kembali lagi kerumah. Tapi tenanglah sekalipun tidak pernah aku melakukan hal-hal negatif diluar sana.
Orang tuaku pun tahu kemana aku pergi dan dengan siapa aku pergi, mereka berusaha memaklumiku. Terlebih ibuku…

Sampai pada waktu itu, ibuku memanggilku dan mengajakku duduk berdua untuk membicarakan sesuatu yang sepertinya sagat penting. Benarlah…
Ibu menatapaku tajam, senyumnya yang lembut membuat hatiku selalu dingin ketika berada didekatnya.
Dengan lembut ibu bertanya tentang apa yang terjadi padaku, belumlah sempat aku menjawab, air mataku sudah lebih dulu menetes deras. Aku memandang wajah ibuku lekat dan aku tersungkur dipangkuannya. Aku ceritakan dengan jujur tentang apa yang terjadi padaku selama ini, ibu menangis, ibu memelukku erat dan mencium keningku.

Ibuku menguatkanku, ibu menasihatiku agar aku tetap kuat dan tegar.
"Sayang, tetaplah kuat dan tegar. Tunjukkan bahwa kamu wanita yang tidak lemah, wanita yang masih mampu berdiri tegak walau badai menghantammu keras"

Atas dasar itulah aku bangkit dan menata kembali hidupku yang sempat kacau untuk beberapa saat. Aku membuka mataku lebar-lebar dan mulai melihat  dunia dari sisi yang berbeda, Dari situ aku menemukan sebuah pelajaran berharga, sebuah pelajaran yang aku ibaratkan seperti suplemen yang dapat menguatkanku.

Masa-masa itu benar-benar memilukan, tapi Alhamdulillah ya Allah, kau masih membimbingku dalam kekalutan. Aku memohon kepadaNya, berserah diri dalam sujud malamku. Do’aku agar badai ini segera berlalu. perlahan Allah mulai menuntunku untuk bangkit.

Terima kasih ya Allah, kau berikan cobaan ini padaku. Mungkin inilah caramu menegurku, caramu menguatkanku dan caramu mendidikku agar aku tak lagi mempermainkan dan menyakiti hati laki-laki.

Terima kasih ya Allah, kau kirimkan ksatria seperti mistrer Z sebagai penguat hatiku. Sampaikan salam rinduku untuknya ya Allah. Katakan padanya bahwa aku masih sangat mencintainya walau aku tahu cintanya sudah bukan lagi untukku.

Indahkan semua do’a-do’aku pada waktunya ya Allah. Amin ya Rabbal’alamin…
Love u darl. I’ll always love  you. Love you more than words I can say.

CINTAKU MELAYANG BERSAMA HEMBUSAN ANGIN MALAM

Maafkan aku sayang…
Hingga kini bibirku masih kelu untuk tidak lagi menyebut namamu dengan kata sayangku.
Sayangku…
Mungkin saat ini kau merasa bahwa aku sudah tidak lagi mencintaimu
Itu salah sayangku, itu salah.
Tidak perlu kau tahu tentang sebenar-benarnya perasaanku sayang
Yang harus kau tahu adalah cintaku untukmu tak akan pernah mati.
Sayangku…
Tersenyum bibirku teringat akan dirimu
Apa yang sedang kau lakukan saat dingin seperti ini sayangku?
Berselimutlah untuk menghangatkan tubuh gagahmu
Tersenyumlah dalam dingin sayangku
kirimkan senyummu untukku melalui hembusan angin malam
Sayangku…
Siapa lagi yang akan menyelimuti hatiku? Entahlah….
Dalam benak, masih sangat kuharapkan kehadiranmu
tapi apakah mungkin?
Sayangku yang selalu dihati, dengarlah ini..
Begitu besar hasrat cinta yang menggebu di dalam hati ini untukmu sayangku.
Memang sulit membuka hati untuk yang lain, sangat sulit
Entah mengapa…
Sayangku… 
akan ku ceritakan pada dunia rasa cinta yang ada
Jangan coba tanyakan ketulusan cinta ini
Hanya engakulah satu harapan dan satu tujuanku
Biarlah cintaku melayang jauh tiada ragu
Akan ku ceritakan pada dunia rasa cinta yang ada
Biar badai datang mengguncang hatiku
Percayalah sayangku
tiada akan terhapus cintaku padamu

Aku mencintaimu sayangku...

Jumat, 13 Januari 2012

Catatan 12 Desember 2011

Ijinkan aku belajar melupakanmu. Aku yakin, kau pasti menginginkan aku mempelajari itu. Namun aku ragu, benarkah tidak ada setitik cinta pun di hatimu terhadapku. Setelah semua kenangan yang kita ciptakan. Setelah semua memoriku terisi oleh namamu. Maafkan aku jika membuatmu tersakiti. Katakan saja jika memang iya, karena aku bukan orang yang mampu mengerti letak dimana salahku. Mengapa hanya diam. Mengapa hanya mengacuhkan. Atau memang begitu caramu untuk mencampakkan? Aku sadar. Mungkin dalam perjalanan panjang kita pun engkau telah tersadar. Aku tak pantas untukmu. Aku hanyalah serpihan debu yang tak berarti, sedangkan engkau laksana raja bagiku. Jujur, aku selama ini tersilau.

Apa hanya cukup dengan maaf? Lantas kau pergi meninggalkan aku seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Semudah itukah kau melupakan? Jujur, jalan pikiranmu tak pernah kumengerti. Ibarat baru semalam engkau membuatku melayang dengan perhatianmu, paginya kau campakkan aku dalam kesepian.
Sekarang, ijinkanlah aku belajar melupakan. Melupakan semua kenangan yang ada dalam memori ini. Melupakan semua tawamu, melupakan semua kebaikanmu, melupakan semua tatapan itu. Ijinkanlah aku buyar dalam hitam pekat tak bermasa yang kan selalu abadi.
Dulu, kau menarikku dari kesepian. Engkau ibarat cahayaku dalam kegelapan. Sekarang, setelah takdir kita selesai, aku kan kembali berada dalam gelapku tanpa cahayamu. Aku heran, kemana dulu ucapan-ucapan mu tentang “telah kutemukan kekasih sejatiku.” Aku ingin mendengarkannya untuk terakhir. Lalu menutupnya dalam peti yang tak akan pernah kubuka lagi.

Haruskah aku menjadi paranoid dalam cinta? Belajar dari kisah bahwa cinta hanya ada untuk menyakiti. Belajar untuk menyakiti dahulu agar aku tak tersakiti? Sumpah sayang, aku tak pernah menginginkan itu. Cukuplah aku yang berlinang air mata, tetapi jangan engkau. Kubiarkan engkau datang dan pergi sesukamu, namun jangan larang aku untuk terus menunggumu. Karena aku adalah wanita matahari. Tahukah kamu apa itu wanita matahari? Sudahkah aku menceritakan kepadamu? Nanti, tunggulah nanti aku akan menceritakannya. Tunggulah saat itu agar engkau mengerti.

Di sini, aku terus menunggumu… Menunggu sembari aku meringkuk dalam sepi. Sembari mengucapkan doa agar engkau bahagia. Tak perlu engkau mengeja lagi perasaan hatiku dan meminta maaf karena telah menyakitiku. Sebelum kau berkata itu, aku telah memaafkanmu.
Bahkan temanku heran melihatku betapa aku mencintaimu. Bahkan dia berkata, “Ris, sebenarnya apa lagi sih yang loe harapin dari dia? Hidup loe masih panjang Ris… masih banyak yang harus loe pikirkan. Bukan cuma dia!” Kejarlah mimpimu sayangku. Aku akan selalu mendukungmu, bahkan jika kelak engkau ingin meruntuhkan langit yang menaungi kita, aku juga akan turut berperang bersamamu. Bahkan jika suatu hari engkau telah berhasil memilih wanita yang akan berdiri di sampingmu. Bahkan jika wanita itu bukan aku, aku tetap akan selalu mendukungmu selama cinta ini masih di dalam hati. Jujur, aku ingin tak lagi mengganggumu. Aku sudah berusaha, tetapi selaksa rindu menyerangku.

Maafkan aku yang terlalu mencintaimu. Maafkan aku yang tak sanggup menahan serangan itu. Tetapi sayangku, aku akan belajar. Aku akan belajar bagaimana cara agar aku tak mengganggumu lagi. Maka, ijinkan lah aku melupakanmu. Ijinkan aku belajar melupakan semua kenangan tentang kita. Melupakan semua kisah yang terjadi.

Saat aku menulis tulisan ini, aku masih sangat mencintaimu walau ku tahu engkau tak lagi mencintaiku. Wahai engkau yang melumpuhkan hatiku. Maafkan aku untuk semua salahku dan ijinkanlah aku belajar melupakanmu. Andaikan aku boleh memilih, aku ingin kita tetap bersama. Tetapi sudahlah, aku rasa engkau tak akan mau. Ada banyak wanita di sekelilingmu. Ada banyak wanita yang lebih pantas untukmu daripada aku. Sayangku, semoga engkau bahagia. Aku selalu berharap yang terbaik untukmu. I love u sayang...

Sebaris Do'a Indahmu

Sayangku...
Senang sekali bisa membaca satu baris do'a indahmu. Disini aku ucapakan "Amin" untuk do'a  indahmu itu.
Semoga Allah senantiasa membimbing dan menuntun setiap langkahmu sayangku. Amin...

Sayangku...
mungkin kau mengira bahwa aku sudah tidak lagi mencintaimu. Itu salah sayangku, itu salah !!!
Justru karena aku sangat mencintaimu, maka beginilah caraku.

Aku rasa, tidak perlu lagi aku ungkapkan perasaanku kepadamu untuk yang kesekian kalinya, karena aku takut hal itu akan membebanimu dan membuatmu membenciku.

Cukup aku yang menikmati indahnya mencintaimu. Tak apa sayangku...
Tak apa kau tak membalas cintaku lagi, aku sudah cukup senang atas bahagiamu saat ini.

Sayangku...
Mengingat kondisi cuaca yang sedang ekstrim, maka jagalah kesehatanmu sayangku. Tetaplah sehat lahiriyah dan batiniyah. Aku tak ingin kau sakit, kau tumbang dan kau lunglai.

Yang aku inginkan adalah, kau tetap sehat, tetap tersenyum riang dan tetap bahagia menjalani hari-hari bersama wanita barumu.

Sayangku...
Jujur, tiada kata yang sanggup aku ungkapkan saat membaca satu baris do'a indahmu itu. Hanya "Amin" yang bisa aku ucapkan untuk mewakili semuanya.

Selamat tidur sayangku, semoga Allah senantiasa menjagamu. Amin...
Ucapkan "Selamat Tidur" untuk wanitamu cantikmu.

Aku menyayangimu sayangku...

Sabtu, 07 Januari 2012

KSATRIA YANG TAK LAGI MILIKKU

Tidak ada alasan untuk tidak memujimu sayangku, berbahagialah bersamanya, bersama wanita yang kau pilih sebagai belahan jiwamu,.
Sayangku, izinkan aku melupakanmu...
Ah, tapi tidaklah ! biar saja waktu yang memupuskan harapku. Maafkan aku sayangku, karena aku belumlah mampu menjadi wanita seperti yang aku janjikan kepadamu.
Wanita tangguh, wanita kuat, wanita yang tetap berdiri tegap walau segala macam badai mengguncangku. Namun percayalah sayangku, suatu saat nanti akan ku jelaskan padamu tentang "wanita matahari". Tunggulah waktu itu sayangku...
Dalam hati memang terbesit kebencian kecil untukmu sayangku, kebencian yang datang karena ulah nakalmu. Kau perlakukan aku laksana bola bekel. Kau lambungkan, lalu aku terpental keras ketanah dan melambung lagi sampai pada akhirnya terdiam ditanah dengan sejuta rasa sakit yang aku rasakan dan aku tak lagi berdaya untuk bangkit.
Namun sayangku.. kebencian itu kikis karena kebaikan sikapmu, kamu yang tetap menghargai perasanku, kamu yang tetap menerimaku sebagai temanmu, kamu yang masih mampu datang kerumahku dan kamu yang masih mampu menelponku ketika aku membuangmu dulu. Kau ksatria yang luar biasa sayangku...
Bahagialah bersama belahan jiwa barumu, aku disini berdo'a untuk kebaikanmu, tidak akan lagi aku memaksamu untuk mencintaiku. Aku hanya ingin membayar semua dosa-dosaku kepadamu.
Terima kasih sayangku atas waktu berharga yang kau luangkan untukku, maafkan untuk semua kesalahanku.

Selasa, 03 Januari 2012

Sayangku yang Baik Hatinya


Sayangku yang baik hatinya…
 Aku memikirkanmu untuk saat ini sayangku... Tapi aku yakin, kau tidak memikirkan hal yang sama denganku.
“Hold me now, touch me now. I don’t want to live without you”
Begitu sayang, sepenggal lirik lagu Nothings Gonna Change My Love for You_George Benson.
Lagu dengan lirik indah yang selalu mengingatkan aku padamu. Taukah kamu sayangku, apa makna dari “Nothings Gonna Change My Love for You” ? Ya, benar sekali sayangku… maknanya adalah KESETIAAN. Yang berarti “cintaku padamu tak ‘kan tergantikan”
Memang benar sayangku, mungkin untuk suatu saat nanti aku bisa mencintai pria lain. Tapi aku yakin rasa cintaku padanya tidak akan sebesar rasa cintaku padamu. Kecuali jika Tuhan menciptakannya sebagai lelaki halal dalam hidupku, maka aku akan mencintainya dengan sempurna.

Sayangku yang baik hatinya…
Aku rasa, sore ini aku memikirkan sesuatu yang sia-sia, mengharapkan sesuatu yang sepertinya tidak mungkin terjadi lagi. Namun tak apa sayangku… Setidaknya, dengan menerawang jauh akan dirimu dan menjatuhkan air mataku untuk mengenangmu akan sedikit mengobati rasa rinduku terhadapmu.

Sayangku yang baik hatinya…
Aku teringat masa-masa dulu, masa dimana kau masih sangat mencintai dan menyayangiku dengan caramu yang indah. Dulu, saat sore seperti ini, kau selalu mengirimkan sebuah pesan singkat untukku, pesan singkat yang berulang kali kau kirimkan untukku. “Sore sayangku, lagi ngapain?” ya… memang hanya seperti itu, tapi aku tak pernah bosan untuk membaca dan membalas pesan itu. Bagiku itu sebuah tulisan indah dari ksatriaku.

Sayangku yang baik hatinya…
Bagaimana kabar wanitamu hari ini? Apakah dia baik-baik saja? Sudahkan kau menelponnya hari ini? sudahkah kau mengelus lembut rambutnya? sudahkah kau menatap mesra mata indahnya? dan sudahkah kau ucapkan kata cinta padanya?

Sayangku yang baik hatinya…
Jagalah dia seperti kau menjagaku dulu, bahagiakan dia seperti kau bahagiakan aku dulu, cintai dan sayangilah dia seperti kau mencintai dan menyayangiku dulu.
Ah… tapi janganlah sayang ! jangan kau perlakukan wanita barumu itu seperti kau perlakukan aku dulu. Perlakukan dia dengan perlakuan yang jauh lebih indah dari pada perlakuanmu padaku dulu.

Sayangku yang baik hatinya…
Hormati dan mulyakan wanita barumu itu seperti kau menghormati dan memulyakan ibu serta kakak perempuanmu.

Sayangku yang baik hatinya…
Sampaikan salamku untuk wanitamu yang berinisial P itu, terbukalah kepadanya sayangku. Katakan kepada wanitamu, bahwa aku, mantan kekasih yang hingga kini masih sangat mencintaimu menitipkan salam hangat untuk wanitamu. Katakan pula padanya sayangku, walaupun aku masih sangat mencintaimu, namun sedikitpun aku tak pernah ingin mengganggu kehangatan cinta kalian. Jadi, terbukalah dan jangan takut sayangku…

Sayangku yang baik hatinya…
Tetap tunjukkan kewibawaanmu, janganlah kau rendahkan harga dirimu di hadapan wanita cantikmu sayangku.
Jadilah laki-laki bijaksana untuk wanitamu. Laki-laki yang selalu berpikir rasionalis dan laki-laki yang tidak mengedepankan nafsu birahi.

Sayangku yang baik hatinya…
Hingga saat ini, kau masih menjadi inspirasi terbesar dalam setiap baris kalimat yang aku tulis.

Sayangku yang baik hatinya…
Terima kasih untuk semua yang pernah kau ajarkan padaku. Kau ajarkan padaku tentang bagaimana menjadi wanita kuat dan tegar, kau kokohkan hatiku dengan perlakuan gilamu. Perlakuanmu yang menjatuhkanku, perlakuanmu yang menyakitkan hatiku, perlakuanmu yang membuatku pilu dan perlakuanmu yang membuat diriku tak berharga lagi, itu semua sangat berarti bagiku sayangku. Karena dengan itulah aku dapat mem’baja dan mem’besi’kan hati dan jiwaku. Aku sangat berterima kasih untuk hal itu sayangku. Mungkin memang itulah cara terbaikmu untuk memjadikanku wanita tangguh.

Sayangku yang baik hatinya…
Aku mandi dulu ya, soalnya udah sore banget nih. He,,, He,,, He,,,

Minggu, 01 Januari 2012

Sedikit Tentang Ariesta

Aku… Aku adalah Ariesta Fitriana, teman-teman biasa memanggilku Riesta, tapi keluargaku lebih suka memanggilku Fitri. Aku suka nama itu, bagiku,  Ariesta Fitriana adalah nama indah yang dihadiahkan mama papa kepadaku. Aku lahir di Jakarta 10 April 1992, di salah satu Rumah sakit swasta di Jakarta. Waktu itu Ariesta Fitriana bayi tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil di bilangan slipi Jakarta barat. Orang tuaku bukanlah orang yang berada, mereka harus bekerja keras banting tulang untuk menghidupiku dan memberikan semua yang terbaik untukku. Aku selalu meneteskan air mata ketika mendengar cerita masa lalu, cerita dimana orang tuaku dihina, dicaci dan dimaki oleh orang-orang yang menganggapnya rendah.
Sampai pada akhirnya, perjuangan kedua orang tuaku membuahkan hasil. Kini Allah telah menitipkan suatu keindahan bagi keluargaku. Aku dan keluargaku sangat menyukuri hal itu. Terima kasih Tuhan… kau percayakan kepada kami untuk memegang amanat berhargamu, dan itu sangat berarti bagi kami.
 semua orang berharap yang terbaik untuk dirinya dan untuk orang-orang yang disayanginya, begitu juga dengan aku.
 
Kini usiaku hampir menginjak 20. Bagiku 20 tahun bukan waktu yang sebentar, dan ini harus aku syukuri dengan sebenar-benarnya syukur.
Terima kasih Tuhan… kau izinkan aku untuk merasakan indahnya kehidupan, pahit manis berbaur menjadi satu, dan keduanya laksana roda yang selalu berputar.
Kadang mata ini menangis karena bahagia, kadang menangis karena kesedihan yang aku rasakan, semua itu tetap aku syukuri, karena itu adalah pelangi hidupku.

*Sepertinya baru kemaren aku digendong mama, digendong papa, menangis karena omelan mama dan papa, tapi semua itu sudah jauh aku lalui. Aku merindukan masa-masa itu, sangat merindukan….
Entah  apa yang harus aku lakukan kepada kedua orang tua untuk membalas jasa-jasanya, untuk membayar setiap tetes keringat yang telah diperasnya, untuk membayar setiap tetes air mata yang telah jatuh karena tingkah polahku.
Mama… Papa… Aku putrimu, kini telah tumbuh dewasa, menjadi wanita yang sudah bisa merasakan indahnya dicintai dan mencintai, sudah bisa merasakan hinanya menyakiti dan disakiti.
Mama… Papa… tak ada kata yang mampu aku ucapkan untuk menunjukkkan betapa besar rasa cinta dan terima kasihku kepadamu.
Terus ingatkan aku, jika aku melakukan kesalahan, terus bimbing aku menjadi seperti yang kalian inginkan.

*Indahnya mencintai dan dicintaipun pernah aku rasakan, dan itu tidak hanya sekali.. Mulai dari Mr. S, Mr. J, Mr. A, Mr, M, Mr, U sampai akhirnya Mr. Z. Semuanya indah, semuanya berkesan, semuanya menyenangkan dan semuanya menyakitkan. (Bingung deh ahh)He..
Yah… Itulah yang aku rasakan.
Sampai akhirnya perasaanku mentok kepada sosok Mr. Z. Entah apa yang membuat aku begitu menggilainya.
Sedikit cerita, aku mulai jatuh cinta kepadanya sejak pertama melihat sosoknya di bangku kelas 1 junior hight school, “kelas 1G”, begitu kami menyebutnya. Ada yang berbeda ketika pertama kali aku melihat sosok Mr. Z. Matanya yang sipit, bibirnya yang manis dan hidungnya yang unyu-unyu membuat aku jatuh hati padanya. Hingga akhirnya aku bosan dengan perasaan ini, kenapa? Karena ia tak jua meresponku. Aku memalingkan hatiku darinya, dan menambatkan hatiku pada sosok Mr. S (Mr. S ga begitu berkesan sih, jadi aku males  untuk membahasnya)Wkwkwkw
Tapi percayakah kamu, hingga kini rasa cintaku kepada Mr. Z masih bersemayam dalam hati. Entah apa yang membuatnya begitu spesial dihatiku.
3 tahun kami menjalin hubungan asmara, bahagia, duka, tawa dan canda telah kami lalui bersama sampai akhirnya semua itu kandas di akhir 2010. Itu kerena kecerobohanku, keegoisanku dan keangkuhanku. Aku menyadari itu. Padahal dia sudah begitu sabar kepadaku.
Rasa menyesal sering kali menghampiriku, dan saat ini penyesalan itu ibarat air putih, yang setiap saat harus aku minum.
Ingin rasanya tidak lagi mengingatnya, tapi jujur…. Hati kecil ini meronta. Aku masih sangat menyayanginya, masih sangat mencintainya namun aku rasa sudah tidak ada lagi cinta dihatinya untukku. Mungkin sekarang dia sudah memiliki wanita lain dihatinya, dan itu bukan AKU.
Hua… Hua.. Hua… Lagi lagi curhat ngalor ngidul tentang dia. Sudahlah… kita tutup saja lembaran ini, toh jika Tuhan sudah menakdirkan aku dan dia berjodoh, suatu saat nanti pasti kami akan dipersatukan kembali dan semua akan indah pada waktunya. Aku yakin itu…( Amin, mudah-mudahan berjodoh) hati kecilku yang lebay berkata. He…
 
*Ini tentang adik laki-lakiku…
“Ikhsan” Begitu orang-orang biasa memanggilnya. Dimataku Ikhsan adalah ksatria yang selalu melindungiku, dia SESUATU di dalam hidupku. Dia lahir pada tanggal 11 Agustus 1998. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas 2 SD, aku bahagia saat kelahirannya, aku begitu bangga kepadanya dan menceritakannya kepada teman-teman sekolahku. Kini ia mulai tumbuh menjadi Remaja, remaja dengan segala kelabilan sifat dan sikapnya. Dan aku harus lebih pandai menjaga sikapku karena yang aku mau adalah memberikan contoh yang baik kepadaNya.
Aku berharap kelak ia akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari pada aku. Aku ingin dia menghormati kedua orang tua, menyayangi kedua orang tua seperti orang tua kami menyanyangi kami.
Ikhsanku sayang… Mba Fitri sangat mencintai kamu sayang, gunakan waktumu sebaik mungkin, kejar cita-citamu. Hormati wanita seperti kamu menghormati mama sayang. Jadilah laki-laki yang baik, laki-laki yang memuliakan wanita bukan yang menjatuhkan harga dirinya.

Adikku sayang…Kalaulah tidak karena wanita, tidak ada keindahan di dunia ini. Dunia menjadi menarik dan cantik, karena ada tangan-tangan wanita yang menyentuhnya. Yang kasar dibuatnya menjadi halus, yang berantakan dibuatnya menjadi teratur, yang kaku dibuatnya menjadi lentur, yang binal dibuatnya menjadi jinak dan yang kotor dibuatnya menjadi bersih.
Karena itu sayang… Sebelum kamu mendalami keinginan wanita, terlebih dahulu dalami hati dan perasaannya. (Ini nasihat untuk adik saya plus curahan hati yang terpendam)Bahahaha… !!!

Oke see you guys, Sampai jumpa di Tentang Ariesta yang selanjutnya. Dadaaahhh....